KEBUDAYAAN JOGJAKARTA
BUDAYA YOGYAKARTA
Pengertian budayaBudaya adalah suatu perangkat rumit nilai-nilai yang dipolarisasikan oleh suatu citra yang mengandung pandangan atas keistimewaannya sendiri."Citra yang memaksa" itu mengambil bentuk-bentuk berbeda dalam berbagai budaya seperti "individualisme kasar" di Amerika, "keselarasan individu dengan alam" d Jepang dan "kepatuhan kolektif" di Cina. Citra budaya yang brsifat memaksa tersebut membekali anggota-anggotanya dengan pedoman mengenai perilaku yang layak dan menetapkan dunia makna dan nilai logis yang dapat dipinjam anggota-anggotanya yang paling bersahaja untuk memperoleh rasa bermartabat dan pertalian dengan hidup mereka.
1. Asal usul kata yogyakarta
Kata ngayogya dari kata dasar yogya yang artinya pantas, baik. Ngayogya artinya menuju cita cita yang baik dan kata artinya aman, sejahtera. Ngayogyakarta artinya mencapai kesejahteraan ( bagi negeri dan rakyatnya). Nama tersebut bukan di ciptakan oleh pendiri keraton Ngayogyakarta Hadiningrat yakni Pangeran Mangkubumi ( Sulatn Hamengkubuwono I), tetapi di cita- citakan kurang lebih 37 tahun sebelumnya, yakni Paku Buwana I ( Pangeran Puger, adik Amangkurat I), raja ke 2 keraton Kartasura.
2. Aspek sistem agama
Secara kasat mata kita beranggapan bahwa agama tentu saja berbeda dengan budaya. Namun apabila kita pahami lebih dalam maka akan ditemukan beberapa hal yang menyebabkan keduanya sangat berhubungan. Misalnya, keduanya baik agama maupun budaya adalah sistem nilai dan sistem simbol dan keduanya mudah sekali terancam setiap kali ada perubahan dalam tatanan masyarakat.
Durkheim, "agama adalah suatu sistem kepercayaan dan praktek yang telah dipersatukan yang berkaitan dengan hal-hal yang suci berupa kepercayaan dan prakte-praktek yang bersatu menjadi suatu komunitas moral yang tunggal."
Dari pengertian tersebut terkandung dua unsur penting, yakni “sifat suci” dan “praktek-praktek ritual” dari agama. Dalam hal ini Durkheim telah menempatkan agama sebagai suatu alat penghubung dengan masyarakat. Dan apabila telah disinggung mengenai masyarakat, maka tentu saja ada kata budaya dibalik itu. Berikut ini adalah pengertian kebudayaan,
Koentjaraningrat (1980), "merupakan keseluruhan sistem gagasan, tindakan dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan belajar." Sehingga tidak diragukan lagi bahwa agama sangat berhubungan dengan budaya.
Bagaimanakah implementasi dari hubungan antara agama dan budaya? Dapat kita lihat dikota Yogyakarta. Sebagai kota pelajar sekaligus kota budaya tentu saja banyak hal yang terekam disini. Berbagai latar belakang masyarakat berkumpul di Yogyakarta. Baik dari segi agama dan kebudayaan tentu saja sangat beragam. Dapat kita lihat beberapa tempat ibadah dari berbagai agama ada dikota ini. Baik Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Budha, maupun keyakinan lainnya dapat hidup berdampingan. Dapat kita lihat pula bagaimana akulturasi agama dan budaya tercermin dari salah satu situs budayanya, yaitu di Candi Prambanan. Sebagai sebuah candi Hindu ternyata Candi Prambanan dapat berdiri bersama Candi Sewu yang merupakan candi dengan identitas Agama Budha. Hal ini semakin menekankan bahwa solidaritas antar agama dan budaya telah ada sejak zaman kerajaan berlangsung.
Selain itu di Yogyakarta juga terdapat komunitas-komunitas daerah dengan membawa adat dan budaya masing-masing, misalnya komunitas Propinsi Lampung, Propinsi Papua, dan sebagainya. Namun sampai saat ini hampir belum pernah ditemukan adanya perselisihan dengan alasan apapun. Hal ini dikarenakan masyarakat Yogyakarta telah tumbuh dan berkembang sebagai masyarakat yang sangat terbuka dengan perbedaan apapun. Mereka dapat menerima perbedaan tersebut sebagai bentuk kekayaan nusantara yang wajib dijaga kelestariannya.
Pada kenyataannya agama tidak dapat dipisahkan dari kebudayaan. Karena agama dapat tersampaikan pada manusia atas dasar kebudayaan. Di Yogyakarta dapat kita lihat bagaimana budaya lokalnya sangat dipengaruhi oleh beberapa unsur agama. Upacara sekaten misalnya, merupakan upacara untuk memperingati kelahiran Nabi Muhammad SAW. Selain itu juga kita kenal adanya upacara labuhan yang merupakan wujud penghormatan kepada dewa laut yang dibarengi juga dengan mitos masyarakat sekitar laut selatan. Dari kedua contoh tersebut jelas tergambar bahwa agama merupakan bagian dari kebudayaan. Sekaten dengan ritual keislamannya dan labuhan dengan ritual animisme dan dinamismenya. Namun yang harus digarisbawahi dari hal tersebut adalah bahwa upacara-upacara tersebut tidak hanya mengikutsertakan umat agama yang bersangkutan melainkan juga dilaksanakan oleh umat lainnya. Sebab upacara tersebut telah menjadi milik masyarakat Yogyakarta termasuk para pendatang dari luar kota yang telah bermukim di Yogyakarta. Kegiatan tersebut dilaksanakan sebagai salah satu kebudayaan yang selalu dilestarikan. Disinilah letak keindahan Yogyakarta, ditengah keberagaman yang ada ternyata tetap dapat menjaga kesatuan dan membina hubungan yang aman dan damai.
Pada prinsipnya, agama tidak dapat merubah suatu budaya setempat. Namun agama dapat menjadi salah satu unsur dari budaya yang berlangsung. Sikap fanatik dan individualitas pada agama tertentu tidak dibutuhkan untuk menciptakan masyarakat yang sadar akan budaya. Agama harus bisa menyesuaikan diri atas kebudayaan yang telah hadir sebelumnya, sebab agama dan budaya adalah dua hal yang saling berinteraksi dan saling mempengaruhi (Kuntowijoyo:1991). Agama harus bisa menerima perkembangan kebudayaan yang pasti akan terjadi, sebab kebudayaan tidak bersifat statis. Namun agama bisa menjadi filter akan kebudayaan yang berkembang agar tidak terlampau jauh mengikuti budaya asing yang sangat mungkin dapat merusak kebudayaan kita. Peran serta pemerintah, para tokoh agama, para ketua adat sangat berpengaruh demi terciptanya keharmonisan ditengah masyarakat yang beragam ini. Sehingga Bhineka Tunggal Ika tetap menjadi pedoman hidup kita sebagai warga negara Indonesia.
3. Aspek bahasa
Dalam berkomunikasi, bahasa pengantar sehari-hari umumnya masyarakat Yogyakarta menggunakan bahasa Jawa. Propinsi Yogyakarta merupakan salah satu pusat bahasa dari sastra Jawa seperti bahasa parama sastra, ragam sastra, bausastra, dialek, sengkala serta lisan dalam bentuk dongeng, japamantra, pawukon, dan aksara Jawa.
4. Aspek Seni
Daerah
Istimewa Yogyakarta memiliki banyak sekali kesenian. Baik itu kesenian
budaya seperti tari-tarian ataupun seni kerajinan seperti batik, perak,
dan wayang.
1. Batik
Batik
adalah salah satu kerajinan khas Indonesia terutama daerah Yogyakarta.
Batik yogya terkenal karena keindahannya, baik corak maupun warnanya.
Seni batik sudah ada diturunkan oleh nenek moyang, hingga saat ini
banyak sekali tempat-tempat khusus yang menjual batik ini. Perajin batik
banyak terdapat di daerah pasar ngasem dan sekitarnya.
Kata "batik" berasal dari gabungan dua kata bahasa Jawa: "amba", yang bermakna "menulis" dan "titik" yang bermakna "titik".
Batik adalah salah satu cara pembuatan bahan pakaian. Selain itu batik bisa mengacu pada dua hal. Yang pertama adalah teknik pewarnaan kain dengan menggunakan malam untuk mencegah pewarnaan sebagian dari kain. Dalam literatur internasional, teknik ini dikenal sebagai wax-resist dyeing.
Pengertian kedua adalah kain atau busana yang dibuat dengan teknik
tersebut, termasuk penggunaan motif-motif tertentu yang memiliki
kekhasan. Batik Indonesia, sebagai keseluruhan teknik, teknologi, serta pengembangan motif dan budaya yang terkait, oleh UNESCO telah ditetapkan sebagai Warisan Kemanusiaan untuk Budaya Lisan dan Nonbendawi (Masterpieces of the Oral and Intangible Heritage of Humanity) sejak 2 oktober 2009.
JENIS BATIK
Menurut teknik
- § Batik tulis adalah kain yang dihias dengan teksture dan corak batik menggunakan tangan. Pembuatan batik jenis ini memakan waktu kurang lebih 2-3 bulan.
- § Batik cap adalah kain yang dihias dengan teksture dan corak batik yang dibentuk dengan cap ( biasanya terbuat dari tembaga). Proses pembuatan batik jenis ini membutuhkan waktu kurang lebih 2-3 hari.
- § Batik lukis adalah proses pembuatan batik dengan cara langsung melukis pada kain putih.
Menurut asal pembuatan
Batik Jawa
batik Jawa adalah sebuah warisan kesenian budaya orang Indonesia, khususnya daerah Jawa yang dikuasai orang Jawa dari turun temurun. Batik Jawa mempunyai motif-motif yang berbeda-beda. Perbedaan motif ini biasa terjadi dikarnakan motif-motif itu mempunyai makna, maksudnya bukan hanya sebuah gambar akan tetapi mengandung makna yang mereka dapat dari leluhur mereka, yaitu penganut agama animisme, dinamisme atau Hindu dan Buddha. Batik jawa banyak berkembang di daerah Solo atau yang biasa disebut dengan batik Solo.
Yogyakarta tidak hanya dikenal sebagai kota pelajar, tapi juga kota
yang penuh kreativitas dan budaya lokal. Kota dengan luas 3.185,80 km2
ini memang memiliki sejarah tersendiri. Selain pernah menjadi ibukota
negara, Yogyakarta dahulunya disebut Daerah Istimewa Yogyakarta tetapi
kini cukup menyebut DI Yogyakarta atau DIY.
Yogyakarta tidak
hanya dikenal sebagai kota pelajar, tapi juga kota yang penuh
kreativitas dan budaya lokal. Kota dengan luas 3.185,80 km2 ini memang
memiliki sejarah tersendiri. Selain pernah menjadi ibukota negara,
Yogyakarta dahulunya disebut Daerah Istimewa Yogyakarta tetapi kini
cukup menyebut DI Yogyakarta atau DIY.
Yogyakarta juga dikenal sebagai salah satu kota tujuan wisata andalan
setelah Provinsi Bali. Dengan berbagai budaya meliputi lintas agama
serta didukung kreativitas seni dan keramahtamahan masyarakatnya
menjadikan Yogyakarta sebagai kota kreatif dan mampu menciptakan
produk-produk budaya dan pariwisata menjanjikan.
Begitu banyak
peninggalan budaya seperti Museum Hamengku Buwono IX di dalam kompleks
Keraton Yogyakarta, Museum Batik Yogyakarta yang saat ini mengoleksi
sekitar 1.000 jenis kain batik dari berbagai daerah di Pulau Jawa dan
lainnya. Selain itu, terdapat sekitar 91 desa wisata dengan 51 di
antaranya yang layak dikunjungi
Salah satu ikon yang terkenal adalah Jalan Malioboro. Merupakan nama
salah satu jalan dari tiga jalan di Yogyakarta membentang dari Tugu
Yogyakarta hingga ke perempatan Kantor Pos Yogyakarta. Jalan Malioboro
ini terkenal dengan para pedagang kaki lima yang menjajakan kerajinan
khas Yogja dan warung lesehan di malam hari menjual makanan gudeg khas
Yogja.
Tidak hanya itu, di sini juga tempat berkumpulnya para seniman yang sering mengekpresikan kemampuan mereka seperti bermain musik, melukis, hapening art, pantomim dan lain-lain di sepanjang jalan ini.
Beranjak dari Yogyakarta, kita akan menelusuri keindahan dan kearifan lokal Gunung Rinjani. Gunung dengan ketinggian 3.726 mdpl ini terletak di pulau Lombok, sebelah timur pulau Bali. Tidak ada yang menyangka kalau Rinjani merupakan gunung tertinggi ketiga di Indonesia di luar pegunungan Irian Jaya.
Selain itu, Rinjani juga termasuk salah satu gunung berapi tertinggi di Indonesia yang sering di kunjungi oleh para pendaki baik dari lokal maupun mancanegara. Di dalamnya terdapat kawasan Taman Nasional Gunung Rinjani dan dikelilingi hutan belukar seluas 76.000 hektar yang menciptakan pemandangan asri dan indah.
g
Wayang dikenal sejak zaman prasejarah yaitu sekitar 1500 tahun sebelum Masehi. Masyarakat Indonesia memeluk kepercayaan animisme berupa pemujaan roh nenek moyang yang disebut hyang atau dahyang, yang diwujudkan dalam bentuk arca atau gambar.
Tidak hanya itu, di sini juga tempat berkumpulnya para seniman yang sering mengekpresikan kemampuan mereka seperti bermain musik, melukis, hapening art, pantomim dan lain-lain di sepanjang jalan ini.
Beranjak dari Yogyakarta, kita akan menelusuri keindahan dan kearifan lokal Gunung Rinjani. Gunung dengan ketinggian 3.726 mdpl ini terletak di pulau Lombok, sebelah timur pulau Bali. Tidak ada yang menyangka kalau Rinjani merupakan gunung tertinggi ketiga di Indonesia di luar pegunungan Irian Jaya.
Selain itu, Rinjani juga termasuk salah satu gunung berapi tertinggi di Indonesia yang sering di kunjungi oleh para pendaki baik dari lokal maupun mancanegara. Di dalamnya terdapat kawasan Taman Nasional Gunung Rinjani dan dikelilingi hutan belukar seluas 76.000 hektar yang menciptakan pemandangan asri dan indah.
g
3. Wayang
Seni
wayang banyak terdapat di daerah jawa, khususnya jogjakarta, para
pengrajin maupun pendalang sudah diwariskan secara turun temurun.
Pengarajin wayang banyak terdapat di daerah pasar ngasem, bahan-bahan
dari wayang ini terbuat dari kulit sapi atau kerbau, sehingga tidak
mudah rusak dan awet. Wayang mudah di dapat juga di daerah sepanjang
malioboro.
Wayang dikenal sejak zaman prasejarah yaitu sekitar 1500 tahun sebelum Masehi. Masyarakat Indonesia memeluk kepercayaan animisme berupa pemujaan roh nenek moyang yang disebut hyang atau dahyang, yang diwujudkan dalam bentuk arca atau gambar.
4. Tari gambyong
Tari
gambyong adalah suatu tarian yang disajikan untuk penyambutan tamu atau
mengawali suatu resepsi perkawinan. Biasanya penarinya rata-rata masih
muda dan berparas cantik. Sebagai suatu performance art,
tari gambyong menyajikan santapan estetis tersendiri bagi siapa saja
yang menyaksikan sehingga sangat cocok untuk dijadikan objek wisata seni
budaya.
Konon tari gambyong tercipta berdasarkan nama seorang penari jalanan (tledhek)yang
bernama si Gambyong yang hidup pada zaman Sinuhun Paku Buwono IV di
Surakarta (1788-1820). Sosok penari ini dikenal sebagai seorang yang
cantik jelita dan memiliki tarian yang cukup indah. Tak heran, dia
terkenal di seantero Surakarta dan terciptalah nama Tari Gambyong.
Tarian
ini merupakan sejenis tarian pergaulan di masyarakat. Ciri khas
pertunjukan tari gambyong, sebelum dimulai selalu dibuka dengan gendhing pangkur.
Tariannya terlihat indah dan elok apabila si penari mampu menyelaraskan
gerak dengan irama kendang. Sebab, kendang itu biasa disebut otot
tarian dan pemandu gendhing.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar