Sistem operasi dari masa ke masa memiliki
perkembangan yang cukup pesat, perkiraan sistem operasi masa depan adalah
dengan dikembangkaanya akses internet yang cepat. dimana kemungkinan
besar setiap sistem operasi yang ada di komputer akan selalu terhubung dengan
jaringan internet, yang dimaksudkan dalam hal ini adalah kemungkinan besar
jaringan internet akan digunakan sebagai storage untuk sistem operasi itu
sendiri, jadi kemungkinan hardisk hanya digunakan untuk menyimpan data yang
bersifat pribadi, bukan system. sistem operasi ini mulai dikembangkan dengan
nama cloud computing.
Di pelbagai bidang teknologi informasi, orang bekerja keras
mengembangkan apa yang disebut ‘internetnya masa depan’. Tidak perlu lagi
memasang mesin berdengung di bawah meja kerja. Yang dibutuhkan hanya sebuah
layar, keyboard dan semacam ’stopkontak cerdas’.
Internet -dan penggunaan komputer- dalam waktu dekat mengingatkan kita
akan situasi distribusi radio pada jaman dulu. Microsoft, industri piranti
lunak raksasa, mengembangkan “komputasi awan” versinya sendiri. (Terjemahan
Wikipedia- komputasi awan, bahasa dari Bahasa Inggris: cloud computing, adalah
penggunaan teknologi komputer untuk pengembangan berbasis Internet.) Keuntungan
konsumen jelas: memakai komputer makin murah dan hemat energi.
Internet bukan lagi cuma memberi informasi kepada para pengguna. Piranti
lunak lengkap dan sistem operasional juga tersedia secara online. Dengan
kata lain, internet dan semua yang terkait dengannya, menjadi terminal pusat
pengaturan peralatan rumah tangga termasuk gas dan listrik.
“Yang dilakukan, tidak lain, mengirim semua yang dibutuhkan ke terminal
yang ada di rumah Anda. Untuk itu dibutuhkan sambungan cepat. Karena itu di
masa kini, semuanya berjalan lewat internet,” kata pakar teknologi informasi,
Stevan Greve
Sambungan internet cepat menghubungkan antara peralatan rumah tangga sederhana
dan sejumlah kecil super komputer yang bisa saja berada di berbagai penjuru
dunia. Pelanggan tanpa perlu membeli atau menginstalasi program, tetap dapat
menggunakannya.
Syarat utama, pengguna harus memiliki sambungan serat optik. Sebab hanya
kabel tersebut yang secara sempurna menerima dan mengirim data, supaya komputer
tidak berjalan pelan.
Tujuan utama dari cloud computing sesungguhnya dari komputansi awan justru
terjadi pada perusahaan. Perusahaan biasanya iap tahun dipusingkan pengeluaran
besar untuk membeli piranti keras dan lunak. Bila cukup membeli satu terminal,
bukan saja lebih murah, tapi juga perlengkapan yang simpel lebih tahan lama.
Mengapa konsep ini bernama komputasi awan atau cloud computing?
“Internet bisa dianggap awan besar. Awan berisi komputer yang semuanya saling
tersambung. Dari situlah berasal istilah ‘cloud’. Jadi semuanya disambungkan ke
‘cloud’, atau awan itu,” kata Greve.
Dengan demikian konsumen kian untung karena hanya membutuhkan ruang
kecil di bawah meja. Sementara komputer induk memerlukan perawatan berkala saja
dan pengamanan jauh lebih ringan serta murah. Tak perlu repot melakukan update
pemindai virus dan lain sebagainya. Semuanya sudah termasuk abonemen. Juga
tidak ketinggalan, komputasi awan ramah lingkungan.
Bisa Ngadat
Sisi minus terbesar sistem, dialami pengguna individu rumah. Jika internet
macet, misalnya penyedia jasa kelebihan beban, maka komputer ikut ngadat.
Artinya, bukan saja tidak bisa internetan, tetapi komputer sama sekali tak bisa
dipakai. Bagi pengguna besar seperti perusahaan, yang kebanyakan karena alasan
keamanan, memiliki akses ke lebih dari satu penyedia jasa internet, masalah ini
tidak begitu menyulitkan.
Sistem operasi Windows menghasilkan jutaan Euro bagi Microsoft. Mereka
sejak lama mencoba mendalami fenomena komputasi awan dan tidak mau
tergesa-gesa.
Namun pekan lalu, direktur Steve Ballmer mengumumkan perusahaannya dalam waktu
satu bulan bakal meluncurkan Windows Cloud.
Dalam beberapa tahun ke depan kita semua berada di “awan-awan”.
Raksasa piranti lunak Microsoft mengumumkan Windows Azure, sebuah versi baru
Windows yang lain dari biasanya. Disebut demikian karena Windows Azure adalah
sistem operasi yang memanfaatkan konsep cloud computing alias berkomputer
dengan memanfaatkan internet.
Apa maksudnya? Dengan Windows Azure, aplikasi akan dijalankan pada data center
Microsoft dan bukan pada server sebuah perusahaan. Kemudian, pengguna bisa
memanfaatkan aplikasi itu asalkan terhubung ke internet.
“Ini adalah transformasi dari piranti lunak kami dan transformasi dari
strategi kami,” ujar Ray Ozzie, Chief Software Architect Microsoft.
Azure akan menempatkan Microsoft bersaing secara langsung dengan penyedia jasa
serupa, seperti Amazon, Salesforce.com dan Rackspace.
Belum ada rincian mengenai harga ’sewa’ yang akan diterapkan Microsoft
untuk Azure. Saat ini, Ozzie mengumumkan, Azure masih gratis bagi pengembang
yang ingin mencobanya.
Microsoft pun berencana memanfaatkan Azure untuk berjualan beberapa
piranti lunaknya yang biasanya dijual untuk digunakan pada server kantor. Semua
piranti lunak Enterprise Microsoft, termasuk Exchange, dikabarkan akan
menawarkan pilihan ini.
Jika sistem operasi ‘tradisional’ Microsoft seperti Windows Vista atau
Windows 7 nantinya ternyata kurang ‘laku’, bisa jadi Azure akan menjadi masa
depan bagi raksasa piranti lunak itu
Dengan cloud computing, user tidak perlu lagi mengupgrade server, membeli
server baru, mengupgrade storage, dan biaya operasional yang tidak efisien
lainnya. Bahkan, laporan yang kami terima, sekira 20 hingga 30 persen total
belanja enterprise dipakai untuk biaya operasional dan pemeliharaan. Akses
internet yang begitu gampang dicari juga murah, memungkinkan enterprise menekan
angka operasional bagi enterprise yang umumnya hanya butuh transaksi
Jangan Pakai
Namun menurut Richard Stallman, pendiri Free Software Foundation dan pencipta
sistem operasi GNU mengatakan penggunaan aplikasi berbasis web seperti Gmail
dari Google “lebih parah dari kebodohan.” Cloud computing yang semakin populer
dalam beberapa tahun belakangan ini adalah paradigma komputasi yang
dipromosikan berbagai perusahaan teknologi besar termasuk Google, Microsoft dan
Amazon.
Tetapi Stallman berpendapat lain, cloud computing “adalah sebuah
kebodohan atau bahkan lebih parah lagi, cloud computing hanyalah sebuah
kampanye marketing” yang bertujuan untuk menjaring semakin banyak pengguna ke
dalam sistem tertutup.
Pendiri Free Software Foundation ini mengatakan bahwa pengguna komputer
seharusnya menyimpan informasi mereka sendiri dan tidak mempercayakannya pada
pihak ketiga. Larry Ellison, pendiri Oracle juga berpendapat sama, minggu lalu
mengkritik bahwa cloud computing hanyalah sebuah “mode” dan “bualan.”
Ellison mengatakan bahwa mereka “telah mendefinisikan ulang cloud
computing untuk mengikutkan semua hal yang sebenarnya sudah dapat dilakukan
hari ini. Mungkin saya memang orang bodoh, tetapi saya tidak mengerti
sedikitpun apa yang dikatakan banyak orang. Apa itu cloud computing? Cloud
computing hanyalah sebuah bualan. Kapan kebodohan ini akan berakhir?”
Jumlah orang yang menyimpan informasi pribadi di server-server yang
dapat diakses dari internet telah bertumbuh dan menjadi salah satu alasan utama
melejitnya aplikasi-aplikasi Web 2.0. Jutaan pengguna kini meng-unggah data
pribadi seperti email, foto dan bahkan data pekerjaan ke situs-situs yang
dimiliki perusahaan lain seperti Google.
Ada juga kekhawatiran yang terus bertumbuh bahwa adopsi cloud computing
oleh massal dapat melahirkan kekhawatiran privasi dan kepemilikikan di mana
pengguna berpotensi tidak diperbolehkan mengakses datanya sendiri. Stallman
yang merupakan seorang aktivis privasi di internet menyarankan pada pengguna untuk
tetap menyimpan data di komputer mereka sendiri.
“Salah satu alasan mengapa Anda sebaiknya tidak menggunakan aplikasi web
adalah karena Anda tidak memegang kendali. Menggunakan aplikasi web sama
bahayanya dengan sebuah program proprietary. Lakukan komputasi di komputer Anda
sendiri dengan sebuah aplikasi yang mendukung kebebasan.
Apabila Anda menggunakan sebuah program proprietary atau server milik
orang lain, nasib Anda tergantung pada siapapun pengembang aplikasi tersebut,”
tutur Stallman. (via LouCypher, gambar diambil dari Ascend Training)