Sabtu, 29 Desember 2012

Individu Keluarga Dan Masyarakat

Definisi Individu


           Individu berasal dari kata latin, “individuum yang artinya tak terbagi. Kata individu merupakan sebutan yang dapat untuk menyatakan suatu kesatuan yang paling kecil dan terbatas. Kata individu bukan berarti manusia sebagai keseluruhan yang tak dapat dibagi melainkan sebagai kesatuan yang terbatas yaitu sebagai manusia perseorangan, demikian pendapat Dr.A.Lysen.
Individu menurut konsep Sosiologis berarti manusia yang hidup berdiri sendiri. Individu sebagai mahkluk ciptaan Tuhan di dalam dirinya selalu dilengkapi oleh kelengkapan hidup yang meliputi, raga, rasa, rasio, dan rukun.

1. Raga, merupakan bentuk jasad manusia yang khas yang dapat membedakan antara individu yang satu dengan yang lain, sekalipun dengan hakikat yang sama
2. Rasa, merupakan perasaan manusia yang dapat menangkap objek gerakan dari benda-benda isi alam semesta atau perasaan yang menyangkut dengan keindahan
3. Rasio atau akal pikiran, merupakan kelengkapan manusia untuk mengembangkan diri, mengatasi segala sesuatu yang diperlukan dalam diri tiap manusia dan merupakan alat untuk mencerna apa yang diterima oleh panca indera.
4. Rukun atau pergaulan hidup, merupakan bentuk sosialisasi dengan manusia dan hidup berdampingan satu sama lain secara harmonis, damai dan saling melengkapi. Rukun inilah yang dapat membantu manusia untuk membentuk suatu kelompok social yang sering disebut masyarakat

Dalam pandangan psikologi sosial, manusia itu disebut individu bila pola tingkah lakunya bersifat spesifik dirinya dan bukan lagi mengikuti pola tingkah laku umum. Ini berarti bahwa individu adalah seorang manusia yang
tidak hanya memiliki peranan-peranan yang khsa didalam lingkungan sosialnya, meliankan juga mempunyai kepribadian serta pola tingkah laku spesifik dirinya. Didalam suatu kerumunan massa manusia cenderung menyingkirkan individualitasnya, karena tingkah laku yang ditampilkannya hamper identik dengan tingkah laku masa.
Dalam perkembangannya setiap individu mengalami dan dibebankan berbagai peranan, yang berasal dari kondisi kebersamaan hidup dengan sesame manusia. Seringakli pula terdapat konflik dalam diri individu, karena tingkah laku yang khas dirinya bertentangan dengan peranan yang dituntut masyarakatnya. Namun setiap warga masyarakat yang namanya individu wajar untuk menyesuaikan tingkah lakunya sebagai bagian dari perilaku sosial masyarakatnya. Keberhasilan dalam menyesuaikan diri atau memerankan diri sebagai individu dan sebagai warga bagian masyarakatnya memberikan konotasi “maang” dalam arti sosial. Artinya individu tersebut telah dapat menemukan kepribadiannya aatau dengan kata lain proses aktualisasi dirinya sebagai bagian dari lingkungannya telah terbentuk.

  1. 1.      Definisi Pertumbuhan dan  Perkembangan Individu
Pertumbuhan adalah perubahan secara fisiologis sebagai hasil dari proses pematangan fungsi-fungsi fisik yang berlangsung secara normal pada anak yang sehat pada waktu yang normal. Pertumbuhan dapat juga diartikan sebagai proses transmisi dari konstitusi fisik (keadaan tubuh atau keadaan jasmaniah ) yang herediter dalam bentuk proses aktif secara berkesinambungan. Jadi, pertumbuhan berkaitan dengan perubahan kuantitatif yang menyangkut peningkatan ukuran dan struktur biologis.
Pertumbuhan berkaitan dengan masalah perubahan dalam besar, jumlah, ukuran atau dimensi tingkat sel, organ maupun individu, yang bisa diukur dengan ukuran berat (gram, kilogram), ukuran panjang (centimeter, meter), dan ukuran tulang.
Secara umum konsep perkembangan dikemukakan oleh Werner(1957) bahwa perkembangan berjalan dengan prinsip orthogenetis, perkembangan berlangsung dari keadaan global dan kurang berdiferensiasi sampai ke keadaan di mana diferensiasi, artikulasi, dan integrasi meningkat secara bertahap. Proses diferensiasi diartikan sebagai prinsip totalitas pada diri anak. Dari penghayatan totalitas itu lambat laun bagian- bagiannya akan menjadi semakin nyata dan bertambah jelas dalam kerangka keseluruhan.
Perkembangan adalah bertambahnya kemampuan (skill) dalam struktur dan fungsi yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan, sebagai hasil dari proses pematangan yang menyangkut adanya proses diferensiasi dari sel-sel tubuh, jaringan tubuh, organ-organ dan sistem organ yang berkembang sedemikian rupa, sehingga masing-masing dapat memenuhi fungsinya. Termasuk juga perkembangan emosi, intelektual dan tingkah laku sebagai hasil interaksi dengan lingkungannya.
Pertumbuhan adalah suatu proses pertambahan ukuran, baik volume, bobot, dan jumlah sel yang bersifat irreversible (tidak dapat kembali ke asal). Sedangkan, perkembangan adalah perubahan atau diferensiasi sel menuju keadaan yang lebih dewasa.
Tumbuh kembang merupakan proses kontinu sejak dari konsepsi sampai maturasi atau dewasa yang dipengaruhi oleh faktor bawaan dan lingkungan. Anak merupakan individu yang unik, karena faktor bawaan dan lingkungan yang berbeda, maka pertumbuhan dan pencapaian kemampuan perkembangan juga berbeda.
  1. 2.      Pertumbuhan dan Perkembangan Individu menurut Islam
Proses pertumbuhan dan perkembangan manusia menurut islam, sebagaimana dalam Al-Qur’an disebutkan dalam surah Al-Mu’minuun ayat 12,13 dan 14 yang berkaitan dengan proses kejadian manusia :
“Dan Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah. Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim). Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. kemudian Kami jadikan Dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha sucilah Allah, Pencipta yang paling baik.” (Q.S.Al-Mu’minuun : 12-14)
Antara tumbuh dan berkembang berjalan beriringan dan saling menunjang. Diungkapkan dalam hadist nabi Muhammad SAW sebagai berikut :
“Bahwasanya seseorang dari padamu di himpun kejadiannya dalam perut ibunya selama 40 hari, kemudian menjadi sekumpul darah ( alaqah ) selama itu pula, kemudian menjadi segumpal daging (mudgah) selama itu pula Allah mengutuskan malaikat-malaikat-Nya yang diperintahkan untuk mencatat amalnya, rizkinya, ajalnya dan celaka, kemudian ditiupkan kedalam dirinya roh (H.R. Bukhary).
Dari hadits di atas menunjukkan bahwa pertumbuhan merupakan proses yang berkesinambungan,mulai dari keadaan sederhana sampai keadaan yang kompleks. Keseimbangan pertumbuhan ini dapat kita renungkan, bagaimana bayi yang lemah tergantung berkecukupan secara berangsur-angsur dapat menjadi orang yang kuat, hal ini disebabkan oleh manusia tumbuh melalui urutan-urutan yang teratur dalam organisanya. Sebagai contoh bayi yang dalam keadaan lemah, hanya dapat berbaring dan bergerak-gerak, lama-kelamaan dapat memiringkan badan, menelungkup dan seterusnya. Ini menunjukkan bahwa pertumbuhan tentu saja perlu dibantu dengan kegiatan latihan atau belajar.
  1. 3.      Prinsip Pertumbuhan dan Perkembangan Individu
Perkembangan merupakan perubahan yang bersifat kualitatif, perubahan secara kuantitatif akan diikuti oleh perubahan dalam fungsi (perkembangan) yang memiliki prinsip-prinsip sebagai berikut :
  1. Melibatkan perubahan
Ada bermacam-macam perubahan yang terjadi yaitu perubahan dalam ukuran, perubahan proporsi, hilangnya ciri lama dan mendapatkan ciri yang baru sehingga dapat dikatakan pertumbuhan dan perkembangan melibatkan perubahan.
  1. Interdependensi
Antara pertumbuhan dan perkembangan individu saling bergantung, mempengaruhi dan tidak dapat dipisahkan atau interdependensi.
  1. Terjadi pada tempo yang berlainan
Ada yang berlangsung cepat, ada yang sebaliknya.
  1. Mengikuti pola/arah tertentu
Tiap tahap merupakan hasil perkembangan dari tahap sebelumnya yang merupakan prasyarat bagi perkembangan selanjutnya.
  1. 4.      Karakterisitik Pertumbuhan dan Perkembangan Individu
Pertumbuhan dan perkembangan yang terjadi pada setiap individu memiliki karakteristik masing-masing, baik yang dapat diamati secara langsung maupun tidak.
  1. Terjadinya perubahan
Pada pertumbuhan, terjadi perubahan fisik misalnya, berat dan tinggi badan. Sedangkan perkembangan terjadi perubahan psikis seperti : berbicara dan berfikir.
  1. Terjadinya perubahan dalam proporsi.
Pada pertumbuhan, terjadi perubahan fisik misalnya, tubuh anak berubah sesuai dengan fase perkembangannya Perkembangan pada psikis seperti perubahan imajinasi dari fantasi ke realistis.
  1. Lenyapnya tanda-tanda yang lama.
Pada fisik, lenyap rambut-rambut halus dan gigi susu, kelenjar thymus dan kelenjar pineal. Sedangkan pada psikis, : lenyapnya masa mengoceh, perilaku impulsif.
  1. Diperolehnya tanda-tanda baru.
Fisik, seperti : pergantian gigi dan karakteristik sex pada usia remaja, seperti kumis dan jakun pada laki dan tumbuh payudara dan menstruasi pada wanita, tumbuh uban pada masa tua. Psikis, seperti berkembangnya rasa ingin tahu, terutama yang berkaitan dengan sex, ilmu pengetahuan, nilai-nilai moral dan keyakinan beragama.
  1. Terjadi secara continue
  2. Terdapat masa percepatan dan perlambatan

  1. B.     HUKUM-HUKUM PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN INDIVIDU
Hukum-hukum tersebut antara lain :
  1. 1.      Hukum Chepalocoudal
Hukum Chepalocoudal yaitu, dalam pertumbuhan fisik khususnya dimulai dari kepala ke arah kaki. Bagian kepala tumbuh terlebih dahulu baru menuju ke bagian kaki. Bayi memiliki bagian-bagian dan organ-organ kepala yang lebih matang daripada bagian tubuh lainnya. Bayi dapat menggunakan mulut dan matanya lebih cepat daripada  anggota badan lainnya. Proporsi bagian kepala dan rangka batang tubuhnya mulai-mula kecil dan makin lama makin membesar.
  1. 2.      Hukum Proximodistal
Hukum ini berlaku pada pertumbuhan fisik yang mengatakan bahwa pertumbuhan fisik berpusat pada sumbu dan mengarah ke tepi. Organ-organ tubuh di pusat (jantung, hati, sistem pencernaan) lebih dulu berfungsi daripada yang di tepi (tangan, kaki).
  1. 3.      Perkembangan terjadi dari umum ke khusus
Pada setiap aspek pertumbuhan dan perkembangan dimulai dari hal-hal yang bersifat umum, kemudian sedikit demi sedikit menuju ke hal yang bersifat khusus. Seperti pada proses differensiasi, perkembangan dimulai dari hal-hal umum ke hal yang khusus.
  1. 4.      Perkembangan berlangsung sesuai dengan tahap perkembangan
Pada umumnya para ahli membagi tahap-tahap perkembangan manusia sebagai berikut :
  1. Masa pra-lahir
  2. Masa bayi (0-2 tahun)
  3. Masa kanak-kanak (3-5 tahun)
  4. Masa sekolah (6-12 tahun)
  5. Masa remaja (13-24 tahun)
  • Masa awal remaja (13-15 tahun)
  • Masa remaja (16-20 tahun)
  • Masa akhir remaja (21-24)
  1. Masa dewasa (25-60 tahun)
    1. Masa awal dewasa (25-30 tahun)
    2. Masa dewasa (31-45)
    3. Masa akhir dewasa (46-60 tahun)
    4. Masa tua (61 tahun ke atas)
    5. Masa lansia (71 tahun ke atas)
    6. 5.      Hukum tempo dan irama perkembangan
Perkembangan berlangsung secara berurutan, terus menerus, tetap, berlaku secara umum dalam suatu tempo dan irama perkembangan tertentu. Cepat lambatnya waktu perkembangan sesuai dengan irama masing-masing individu. Setiap aspek perkembangan memiliki tempo dan irama perkembangan masing-masing.

  1. C.    FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN INDIVIDU
Pertumbuhan dan perkembangan makhluk hidup merupakan hasil interaksi antara faktor internal dan faktor eksternal. Dalam proses pertumbuhan dan perkembangan yang terjadi pada individu, terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi. Faktor-faktor tersebut meliputi faktor internal maupun eksternal, sebagai berikut:
  1. 1.      Faktor Internal
  2. Keturunan
Turunan memiliki peranan penting dalam pertumbuhan dan perkembangan anak. Ia lahir ke dunia ini membawa berbagai ragam warisan yang berasal dari kedua Ibu-Bapak atau nenek dan kakek. Warisan (turunan atau pembawaan) tersebut yang terpenting, antara lain bentuk  tubuh, raut muka, warna kulit, inteligensi, bakat, sifat-sifat atau watak dan penyakit.
Warisan atau turunan yang dibawa anak sejak lahir dari kandungan sebagian besar berasal dari kedua orang tuanya dan selebihnya berasal dari nenek dan moyangnya dari kedua belah pihak (ibu dan ayahnya). Hal ini sesuai dengan hukum Mendel yang dicetuskan Gregor Mendel (1857).
Karakteristik yang diturunkan mempunyai pengaruh besar pada perkembangan jenis kelamin anak, yang ditentukan oleh seleksi acak pada waktu konsepsi, mengarahkan pola pertumbuhan dan perilaku orang lain terhadap anak. Jenis kelamin dan determinan keturunan lain secara kuat mempengaruhi hasil akhir pertumbuhan dan laju perkembangan untuk mendapatkan hasil akhir tersebut. Kebanyakan karakteristik fisik, termasuk pola dan bentuk gambaran, bangun tubuh dan keganjilan fisik diturunkan dan dapat mempengaruhi cara pertumbuhan dan integrasi anak dengan lingkungan.
  1. Hormon
Hormon merupakan senyawa organik (zat kimia) pada manusia. Hormon dihasilkan oleh kelenjar endokrin. Kelenjar endokrin merupakan kelenjar buntu, artinya kelenjar itu tidak memiliki saluran. Hasil sekresi kelenjar endokrin (hormon) langsung masuk ke pembuluh darah. Hormon diedarkan ke seluruh tubuh oleh darah. Hormon mempengaruhi reproduksi, metabolisme, serta pertumbuhan dan perkembangan pada manusia dan sebagian hewan. Contohnya pada manusia, terdapat hormon pertumbuhan (Growth Hormone/GH) mempengaruhi kecepatan pertumbuhan seseorang.
  1. Faktor Eksternal
  2. Nutrisi
Nutrisi yang masuk dalam tubuh juga berpengaruh pada pertumbuhan dan perkembangan individu. Pada tiap-tiap usia terutama pada usia yang sangat muda, makanan merupakan faktor yang penting peranannya dalam pertumbuhan dan perkembangan. Bukan saja makanannya, tetapi isinya yang cukup banyak mengandung gizi yang terdiri dari pelbagai vitamin. Kekurangan gizi/vitamin dapat menyebabkan gigi runtuh, penyakit kulit dan lain-lain.
  1. Hubungan interpersonal
Hubungan dengan orang terdekat memainkan peran penting dalam perkembangan terutama dalam perkembangan emosi, intelektual dan kepribadian, terutama dalam perkembangan emosi, intelektual dan kepribadian tidak hanya kualitas dan kuantitas kontak dengan orang lain yang memberi pengaruh pada anak yang sedang berkembang tetapi luasnya rentang kontak penting untuk pembelajaran dan perkembangan kepribadian yang sehat.
  1.  Tingkat Sosioekonomi
Tingkat sosioekonomi keluarga mempunyai dampak signifikan pada pertumbuhan dan perkembangan. Pada semua usia anak dari kelas atas dan menengah mempunyai tinggi lebih dari anak keluarga dengan strata ekonomi rendah. Keluarga dari sosioekonomi rendah kurang memiliki pengetahuan atau sumber daya yang diperlukan untuk memberikan lingkungan yang aman, menstimulasi dan kaya nutrisi yang membantu perkembangan optimal anak.
  1. Penyakit
Penyakit dapat mengganggu metabolism tubuh sehingga juga berdampak negative pada pertumbuhan dan perkembangan individu.
  1. Pengaruh media massa
Media dapat memberi pengaruh besar pada perkembangan individu, mulai dari informasi hingga pengetahuan baru yang didapatkan oleh individu dari media yang ada seperti televisi, radio, majalah, koran, dll.

  1. D.    ALUR dan TUGAS PERKEMBANGAN INDIVIDU
Proses perkembangan anak tidak hanya terbatas kepada bertambah besarnya ukuran akan tetapi berdiri dari serentetan perubahan yang berlangsung secara progresif, teratur, jalin menjalin dan terarah kepada kedewasaan (kematangan). Proses perkembangan itu terjadi dengan berurutan setahap demi setahap, dan selalu terjadi antara hubungan setiap tahap dengan tahap berikutnya. Dalam perkembangan seseorang harus menguasai dulu perkembangan sebelum menginjak tahap ke berikutnya.
Antara fase/ alur perkembangan individu tidak dapat dipisahkan dari tugas perkembangan individu. Menurut Havighurst, tugas perkembangan adalah tugas-tugas yang harus diselesaikan individu pada fase-fase atau periode kehidupan tertentu, dan apabila berhasil mencapainya mereka akan berbahagia, tetapi sebaliknya apabila mereka gagal akan kecewa dan dicela orang tua atau masyarakat dan perkembangan selanjutnya juga akan mengalami kesulitan. Adapun yang menjadi sumber dari pada tugas-tugas perkembangan tersebut menurut Havighurst adalah: Kematangan pisik, tuntutan masyarakat atau budaya dan nilai-nilai dan aspirasi individu.
Robert J. Havighurst (1961) mengartikan tugas-tugas perkembangan itu merupakan suatu hal yang muncul pada periode tertentu dalam rentang kehidupan individu yang apabila berhasil dituntaskan akan membawa kebahagiaan dan kesuksesan ke tugas perkembangan selanjutnya tapi jika gagal akan menyebabkan ketidakbahagiaan pada individu yang bersangkutan dan kesulitan-kesulitan dalam menuntaskan tugas berikutnya.
Hurlock (1981) menyebut tugas-tugas perkembangan ini sebagai social expectations yang artinya setiap kelompok budaya mengharapkan anggotanya menguasai keterampilan tertentu yang penting dan memperoleh pola perilaku yang disetujui oleh berbagai usia sepanjang rentang kehidupan.
  1. 1.      Prenatal (Pralahir)
Masa ini merupakan periode masa pertumbuhan yang luar dari satu sel tunggal hingga menjadi organisme yang sempurna dengan kemampuan otak dan perilaku yang dihasilkan kira-kira 9 bulan di dalam kandungan.
  1. 2.      Masa Bayi (infacy)
Masa ini merupakan periode perkembangan yang merentang dari kelahiran 18 atau 24 bulan. Pada fase ini bayi dalam masa menghayati obyek di luar sendiri dan mulai melatih fungsi motoriknya seperti gerakan-gerakan yang yang berhubungan dengan anggota badan. Masa bayi adalah masa ketergantungan, ketidakberdayaan, dan masa yang sangat bergantung pada orang dewasa terutama orang tuanya karena pada masa ini, bayi belum bisa apa-apa. Perhatian dan kasih sayang orang tua pada masa ini sangat di perlukan bagi perkembangan bayi. Pada fase ini banyak kegiatan psikologis yang terjadi hanya sebagai permulaan seperti bahasa, pemikiran simbolis, koordinasi sensorimotor, dan belajar sosial. Pada masa ini bayi mempunyai tugas melukakan perkembangan seperti berbaring, tengkurap, duduk, berdiri, berjalan dan seterusnya.
  1. Masa Awal Anak – anak (early chidhood)
Pada masa ini periode pekembangan yang merentang dari masa bayi hingga usia lima atau enam tahun, periode ini biasanya disebut dengan periode prasekolah. Selama masa ini, anak anak kecil belajar semakin mandiri dan menjaga diri mereka sendiri, mengembangkan keterampilan kesiapan bersekolah (mengikuti perintah, mengidentifikasi huruf), dan meluangkan waktu berjam jam untuk bermain dengan teman teman sebaya. Dalam masa ini tugas perkembangannya seperti mempelajari ketrampilan fisik yang di perlukan dalam permainan tertentu, belajar bergaul secara rukun dengan teman sebaya dan sebagainya.
Tugas perkembangan yang harus dicapai pada masa bayi dan kanak – kanak awal adalah :
1)      Belajar berjalan pada usia 9.0 – 15.0 bulan
2)      Belajar memakan makan padat
3)      Belajar berbicara
4)      Belajar buang air kecil dan buang air besar
5)      Belajar mengenal perbedaan jenis kelamin
6)      Mencapai kestabilan jasmaniah fisiologis
7)      Membentuk konsep-konsep sederhana kenyataan sosial dan alam
8)      Belajar mengadakan hubungan emosional dengan orang tua, saudara, dan orang lain
9)      Belajar mengadakan hubungan baik dan buruk dan pengembangan kata hati
  1. 4.      Masa Pertengahan dan Akhir Anak – anak (middle and late childhood)
Pada fase ini periode perkembangan yang merentang dari usia kira kira enam hingga sebelas tahun, yang kira kira setara dengan tahun tahun sekolah dasar, periode ini biasanya disebut dengan tahun tahun sekolah dasar. Anak juga sudah mengenal lingkungan di sekitarnya dan saling berinteraksi dengan teman-temannya. Dalam tahap ini anak mulai tidak bergantung pada orang tuanya dan biasanya anak juga mulai menguasai diri, lingkungan, dan ketrampilan dasar untuk hidup.
  1. 5.      Masa Praremaja
Pada masa praremaja merupakan masa yang pendek dan kurang lebih hanya satu tahun yaitu untuk perempuan antara umur 11/12 tahun sampai 12/13 tahun sedangkan untuk laki-laki antara 12/13 tahun sampai 13/14 tahun. Fase ini mempunyai banyak pengaruh dalam perkembangan seseorang karena masa ini cenderung banyak pengaruh negatifnya. Misalnya perkembangan fungsi-fungsi tubuh terutama faktor seks.  Pada masa ini seseorang mempunyai tugas perkembangan seperti memperoleh hubungan-hubungan baru dan lebih matang dengan yang sebaya dari kedua jenis kelamin, memperoleh peranan sosial, menerima fisik diri dan menggunakan badan secara efektif.
Tugas perkembangan yang harus dicapai pada masa kanak – kanak akhir dan anak sekolah (0,0–6.0) adalah :
  1. Belajar memperoleh keterampilan fisik untuk melakukan permainan
  2. Belajar membentuk sikap yang sehat terhadap dirinya sendiri sebagai makhluk biologis
  3. Belajar bergaul dengan teman sebaya
  4. Belajar memainkan peranan sesuai dengan jenis kelaminnya
  5. Belajar keterampilan dasar dalam membaca, menulis dan berhitung
  6. Belajar mengembangkan konsep-konsep sehari-hari
  7. Mengembangkan kata hati
  8. Belajar memperoleh kebebasan yang bersifat pribadi
  9. Mengembangkan sikap yang positif terhadap kelompok sosial
  10. 6.      Masa Remaja (adolescence)
Pada masa remaja terdapat masa remaja awal dan masa remaja lanjut. Pada masa remaja awal biasanya terjadi pada umur 13/14 tahun sampai 17 tahun .Dalam fase ini perubahan-perubahan fisik terjadi sangat pesat dan mencapai puncaknya.  Pada masa ini seseorang juga lebih dapat mengendalikan emosinya. Masa remaja bermula pada perubahan fisik yang cepat, pertambahan berat dan tinggi badan yang dramatis, perubahan bentuk tubuh, dan perkembangan karakteristik seksual seperti pembesaran buah dada, perkembangan pinggang dan kumis, dan dalamnya suara.. Pada masa ini mempunyai tugas perkembangan seperti mengembangkan kemapuan intelektual dan konsep-konsep yang diperlukan sebagai warga negara yang baik, memupuk dan memperoleh perilaku yang dapat dipertanggung jawabkan secara sosial, serta memperoleh seperangkat nilai dan sistem etika sebagai pedoman berperilaku.
  1. 7.      Masa Awal Dewasa (early adulthood)
Pada masa awal dewasa ini merupakan periode perkembangan yang bermula pada akhir usia belasan tahun atau awal usia dua puluhan tahun dan yang berakhir pada usia tigapuluhan tahun. Masa ini adalah masa pembentukan kemandirian pribadi dan ekonomi, masa perkembangan karir, dan bagi banyak orang, masa pemilihan pasangan, belajar hidup dengan seseorang secara akrab, memulai keluarga, dan mengasuh anak anak. Pada masa ini seseorang mempunyai tugas perkembangan seperi memilih pasangan hidup belajar hidup dengan suami dan istri, memulai kehiduoan berkeluarga, membimbing dan merawat anak, mengolah rumah tangga, menerima tanggung jawab sebagai warga negara, serta menemukan kelompok social yang cocok dan menarik.
8.      Masa Pertengahan Dewasa (middle adulthood)
Pada masa pertengahan dewasa ini merupakan periode perkembangan yang bermula pada usia kira kira 35 hingga 45 tahun dan merentang hingga usia enampuluhan tahun. Masa ini adalah masa serseorang untuk memperluas keterlibatan dan tanggung jawab pribadi dan sosial seperti membantu generasi berikutnya menjadi individu yang berkompeten, dewasa dan mencapai serta mempertahankan kepuasan dalam berkarir
9.      Masa Akhir Dewasa (late adulthood)
Pada masa akhir dewasa merupakan periode perkembangan yang bermula pada usia enampuluhan atau tujuh puluh tahun dan berakhir pada kematian. Pada masa ini adalah masa penyesuaian diri atas berkurangnya kekuatan dan kesehatan, menatap kembali kehidupannya, pensiun, dan penyesuaian diri dengan peran peran sosial baru serta masa transisi yaitu masa menyesuaikan kembali sebagai warga negara.
E.     ASPEK-ASPEK PERKEMBANGAN INDIVIDU
Secara garis besar ada tiga aspek dalam diri individu yang mengalami pertumbuhan dan perkembangan, yaitu:
  1. Aspek fisik
Merupakan aspek yang paling menonjol dan nampak dalam diri individu. Hal ini terbukti dengan adanya perubahan fisik individu yang terjadi sangat cepat sejak masa konsepsi hingga masa kelahiran. Kemudian dilanjutkan pada masa bayi, anak-anak, remaja dan dewasa. Proses perkembangan fisik ditandai dengan perubahan ukuran organ fisik eksternal seperti tangan, kaki, badan yang makin membesar, memanjang, melebar, atau makin tinggi. Sedangkan perubahan organ internal ditandai dengan matangnya sistem syaraf dan jaringan sel-sel yang makin kompleks, sehingga mampu meningkatkan kapasitas fungsi hormon, kelenjar maupun keterampilan motoriknya.
  1. Aspek kognitif
Berhubungan dengan meningkatnya kemampuan berpikir, memecahkan masalah, mengambil keputusan, kecerdasan dan bakat. Optimalisasi perkembangan kognitif sangat dipengaruhi oleh kematangan fisiologis terutama pada bayi dan anak-anak. Seorang anak akan dapat melakukan koordinasai gerakan tangan, kaki, maupun kepala secara sadar setelah syaraf-syaraf maupun otot-otot bagian organ-organ tersebut telah berkembang secara memadai. Artinya, kemampuan kognitif harus diiringi dengan kematangan fisiologis, sehingga perkembangan kognitif makin baik dan koordinatif.
  1. Aspek psikososial
Berhubungan dengan ketergantungan seorang individu pada orang lain. Artinya manusia tidak akan mampu hidup seorang diri, karena secara kodrati manusia dikenal sebagai makhluk sosial. Dalam menjalani kehidupan sosialnya, seseorang dituntut untuk mengembangkan kemampuan menyesuaikan diri, yaitu dengan berhubungan dan bergaul dengan lingkungan hidupnya. Pergaulan dengan orang lain akanm mampu mengubah persepsi, pandangan, sikap dan perilaku seseorang, sebab dalam pergaulan terjadi interaksi antar individu, yang ditandai dengan pertukaran informasi tentang pengetahuan, adat istiadat, budaya, dan kebiasaan.
Pendapat lain mengenai aspek-aspek perkembangan individu diungkapkan juga oleh Nana Syaodih dalam bukunya, Landasan Psikologi Proses Pendidikan adalah : Secara garis besar dapat dibedakan beberapa aspek perkembangan, yaitu: fisik-motorik, intelektual, sosial-komunikasi, dan afektif yang meliputi emosi, sikap, moral dan keagamaan. Perkembangan aspek-aspek tersebut terbagi lagi atas aspek-aspek yang lebih kecil, yang di dalam kenyataannya sering sukar sekali dipisahkan bahkan dibedakan, karena terkait satu dengan yang lainnya, saling pengaruh mempengaruhi, dan berintregrasi. Perkembangan setiap aspek dipengaruhi oleh kondisi internal individu, baik yang bersifat bawaan ataupun perolehan, kematangan serta pengaruh faktor-faktor eksternal”.
Sedangkan menurut Syamsu Yusuf aspek-aspek perkembangan individu terdiri atas :
“Perkembangan fisik, perkembangan motorik, perkembangan bahasa, perkembangan perilaku kognitif, perkembangan perilaku sosial, perkembangan moralitas, perkembangan penghayatan keagamaan, perkembangan perilaku konatif, perkembangan emosional, perkembangan kepribadian, perkembangan karir”. (Syamsu Yusuf, 2005:101).

DEFINISI KELUARGA

Keluarga

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Langsung ke: navigasi, cari
Keluarga inti, terdiri dari ayah, ibu, dan anak-anaknya.
Keluarga (bahasa Sanskerta: "kulawarga"; "ras" dan "warga" yang berarti "anggota")[1] adalah lingkungan yang terdapat beberapa orang yang masih memiliki hubungan darah.[1]
Keluarga sebagai kelompok sosial terdiri dari sejumlah individu, memiliki hubungan antar individu, terdapat ikatan, kewajiban, tanggung jawab di antara individu tersebut.[1]

Daftar isi

Pengertian

Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan.[2]
Menurut Salvicion dan Celis (1998) di dalam keluarga terdapat dua atau lebih dari dua pribadi yang tergabung karena hubungan darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan, di hidupnya dalam satu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain dan di dalam perannya masing-masing dan menciptakan serta mempertahankan suatu kebudayaan.[3]

Jenis

Ada beberapa jenis keluarga, yakni: keluarga inti yang terdiri dari suami, istri, dan anak atau anak-anak, keluarga konjugal yang terdiri dari pasangan dewasa (ibu dan ayah) dan anak-anak mereka, di mana terdapat interaksi dengan kerabat dari salah satu atau dua pihak orang tua.[4]: Selain itu terdapat juga keluarga luas yang ditarik atas dasar garis keturunan di atas keluarga aslinya.[5]Keluarga luas ini meliputi hubungan antara paman, bibi, keluarga kakek, dan keluarga nenek.[6]

Peranan

Peranan keluarga menggambarkan seperangkat perilaku antar pribadi, sifat, kegiatan yang berhubungan dengan pribadi dalam posisi dan situasi tertentu. Peranan pribadi dalam keluarga didasari oleh harapan dan pola perilaku dari keluarga, kelompok dan masyarakat.[6]
Berbagai peranan yang terdapat dalam keluarga adalah sebagai berikut:
Ayah sebagai suami dari istri dan anak-anak, berperan sebagai pencari nafkah, pendidik, pelindung dan pemberi rasa aman, sebagai kepala keluarga, sebagai anggota dari kelompok sosialnya serta sebagai anggota dari kelompok sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya.[6]Sebagai istri dan ibu dari anak-anaknya, ibu mempunyai peranan untuk mengurus rumah tangga, sebagai pengasuh dan pendidik anak-anaknya, pelindung dan sebagai salah satu kelompok dari peranan sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya, disamping itu juga ibu dapat berperan sebagai pencari nafkah tambahan dalam keluarganya.[6]Anak-anak melaksanakan peranan psikosial sesuai dengan tingkat perkembangannya baik fisik, mental, sosial, dan spiritual.[6]

Tugas

Pada dasarnya tugas keluarga ada delapan tugas pokok sebagai berikut:[rujukan?]
  1. Pemeliharaan fisik keluarga dan para anggotanya.
  2. Pemeliharaan sumber-sumber daya yang ada dalam keluarga.
  3. Pembagian tugas masing-masing anggotanya sesuai dengan kedudukannya masing-masing.
  4. Sosialisasi antar anggota keluarga.
  5. Pengaturan jumlah anggota keluarga.
  6. Pemeliharaan ketertiban anggota keluarga.
  7. Penempatan anggota-anggota keluarga dalam masyarakat yang lebih luas.
  8. Membangkitkan dorongan dan semangat para anggotanya.

Fungsi

Fungsi yang dijalankan keluarga adalah:
  1. Fungsi Pendidikan dilihat dari bagaimana keluarga mendidik dan menyekolahkan anak untuk mempersiapkan kedewasaan dan masa depan anak.[4]
  2. Fungsi Sosialisasi anak dilihat dari bagaimana keluarga mempersiapkan anak menjadi anggota masyarakat yang baik.[4]
  3. Fungsi Perlindungan dilihat dari bagaimana keluarga melindungi anak sehingga anggota keluarga merasa terlindung dan merasa aman.[4]
  4. Fungsi Perasaan dilihat dari bagaimana keluarga secara instuitif merasakan perasaan dan suasana anak dan anggota yang lain dalam berkomunikasi dan berinteraksi antar sesama anggota keluarga. Sehingga saling pengertian satu sama lain dalam menumbuhkan keharmonisan dalam keluarga.[4]
  5. Fungsi Agama dilihat dari bagaimana keluarga memperkenalkan dan mengajak anak dan anggota keluarga lain melalui kepala keluarga menanamkan keyakinan yang mengatur kehidupan kini dan kehidupan lain setelah dunia.[4]
  6. Fungsi Ekonomi dilihat dari bagaimana kepala keluarga mencari penghasilan, mengatur penghasilan sedemikian rupa sehingga dapat memenuhi rkebutuhan-kebutuhan keluarga.[4]
  7. Fungsi Rekreatif dilihat dari bagaimana menciptakan suasana yang menyenangkan dalam keluarga, seperti acara nonton TV bersama, bercerita tentang pengalaman masing-masing, dan lainnya.[4]
  8. Fungsi Biologis dilihat dari bagaimana keluarga meneruskan keturunan sebagai generasi selanjutnya.[4]
  9. Memberikan kasih sayang, perhatian, dan rasa aman di antara keluarga, serta membina pendewasaan kepribadian anggota keluarga.[4]

Bentuk keluarga

Ada dua macam bentuk keluarga dilihat dari bagaimana keputusan diambil, yaitu berdasarkan lokasi dan berdasarkan pola otoritas [7].

Berdasarkan lokasi

  • Adat utrolokal, yaitu adat yang memberi kebebasan kepada sepasang suami istri untuk memilih tempat tinggal, baik itu di sekitar kediaman kaum kerabat suami ataupun di sekitar kediamanan kaum kerabat istri;
  • Adat virilokal, yaitu adat yang menentukan bahwa sepasang suami istri diharuskan menetap di sekitar pusat kediaman kaum kerabat suami;
  • Adat uxurilokal, yaitu adat yang menentukan bahwa sepasang suami istri harus tinggal di sekitar kediaman kaum kerabat istri;
  • Adat bilokal, yaitu adat yang menentukan bahwa sepasang suami istri dapat tinggal di sekitar pusat kediaman kerabat suami pada masa tertentu, dan di sekitar pusat kediaman kaum kerabat istri pada masa tertentu pula (bergantian);
  • Adat neolokal, yaitu adat yang menentukan bahwa sepasang suami istri dapat menempati tempat yang baru, dalam arti kata tidak berkelompok bersama kaum kerabat suami maupun istri;
  • Adat avunkulokal, yaitu adat yang mengharuskan sepasang suami istri untuk menetap di sekitar tempat kediaman saudara laki-laki ibu (avunculus) dari pihak suami;
  • Adat natalokal, yaitu adat yang menentukan bahwa suami dan istri masing-masing hidup terpisah, dan masing-masing dari mereka juga tinggal di sekitar pusat kaum kerabatnya sendiri .

Berdasarkan pola otoritas

  • Patriarkal, yakni otoritas di dalam keluarga dimiliki oleh laki-laki (laki-laki tertua, umumnya ayah)
  • Matriarkal, yakni otoritas di dalam keluarga dimiliki oleh perempuan (perempuan tertua, umumnya ibu)
  • Equalitarian, yakni suami dan istri berbagi otoritas secara seimbang.

Subsistem sosial

Terdapat tiga jenis subsistem dalam keluarga, yakni subsistem suami-istri, subsistem orang tua-anak, dan subsitem sibling (kakak-adik).[8] Subsistem suami-istri terdiri dari seorang laki-laki dan perempuan yang hidup bersama dengan tujuan eksplisit dalam membangun keluarga.[8] Pasangan ini menyediakan dukungan mutual satu dengan yang lain dan membangun sebuah ikatan yang melindungi subsistem tersebut dari gangguan yang ditimbulkan oleh kepentingan maupun kebutuhan darti subsistem-subsistem lain.[8] Subsistem orang tua-anak terbentuk sejak kelahiran seorang anak dalam keluarga, subsistem ini meliputi transfer nilai dan pengetahuan dan pengenalan akan tanggungjawab terkait dengan relasi orang tua dan anak.[8]

DEFINISI MASYARAKAT
Pengertian masyarakat menurut para ahli seperti Selo Sumardjan, Karl Marx, Indan Encang, Paul B Horton dan C. Hunt, JL. Gillin dan J.P Gillin, M.J. Herskovitz, Hasan Sadily dan sebagainya pada intinya memiliki beberapa poin penting sebagai berikut yaitu orang, kebudayaan, hidup bersama, organisasi, keanggotaan, kumpulan manusia, melakukan kegiatan dalam kelompok, setia dalam sistem. Masyarakat juga bisa dibilang sebagai banyaknya individu atau perseorangan yang terikat dalam suatu ikatan yang di sebut adat atau hukum dan hidup bersama menjalaninya. Terus apa hubungannya antara masyarakat dengan Perencanaan Wilayah dan Kota atau Penataan Ruang yang merupakan inti dari blog ini? Tentunya dalam perencanaan wilayah dan kota di kenal istilah partisipasi masyarakat, peran serta masyarakat atau pemberdayaan masyarakat serta istilah-istilah lainnya dalam Community Development. Nah, untuk itulah dasar - dasar mengenai apa itu masyarakat perlu di ketahui terlebih dahulu.

Pengertian Masyarakat adalah orang – orang yang saling berinteraksi dalam suatu ikatan atau sistem di mana mereka berada. Bisa dibilang juga bahwa pengertian masyarakat adalah suatu jaringan yang menghubungkan antar entitas yang saling tergantung antara satu individu dengan individu lainnya yang bersifat teratur.

Definisi masyarakat menurut para ahli yang sebelumnya di sebutkan pada paragraf pertama tadi adalah sebagai berikut :
Selo Sumardjan
Pada intinya, masyarakat itu merupakan kumpulan orang yang hidup bersama - sama yang akhirnya menciptakan kebudayaan.
Koentjaraningrat
Kehidupan manusia yang satu yang secara kontinyu berinteraksi satu sama lain berdasarkan sistem adat. Mereka memiliki suatu identitas yang sama.
J.L Gillin dan J.P Gillin
Pengertian masyarakat adalah kelompok terbesar manusia yang mempunyai sikap, kebiasaan, perasaan persatuan serta tradisi yang sama satu sama lainnya.
Karl Marx
Dengan adanya pertentangan antar kelompok yang berbeda secara ekonominya menyebabkan masyarakat menjadi struktur yang menderita suatu ketegangan organisasi atau perkembangan.
Paul B. Horton dan C. Hunt
Definisi Masyarakat adalah kumpulan manusia yang secara relatif dapat hidup secara berkelompok dalam jangka waktu yang lama, mereka relatif mandiri, punya wilayah tersendiri untuk ditinggali, kebudayaan mereka sama dan selalu beraktivitas dalam kelompok.
Indan Encang
Kelompok manusia yang sudah lama hidup serta bekerja sama, yang menyebabkan mereka dapat mengorganisir serta berpikir mengenai dirinya sendiri sebagai 1 kesatuan sosial, tentunya ada batasan tertentu.
M.J Herskovitz
Beberapa orang/individu dalam suatu kelompok yang telah terorganisir serta mengikuti cara hidup tertentu yang berbeda dengan masyarakat lainnya.
Hasan Sadily
Arti masyarakat menurut Hasan Sadiliy merupakan badan atau perkumpulan orang yang menjalani hidup bersama.
Itulah pendapat beberapa ahli mengenai pengertian masyarakat, walaupun kata - kata dari para ahli tersebut tidak benar - benar persis seperti itu diakibatkan berbagai versi terjemahan, tetapi paling tidak maksudnya sudah seperti yang tertulis di atas. Dari situ dapat dilihat beberapa poin penting mengenai masyarakat yang sudah di bahas di paragraf pertama tadi. 
Unsur Masyarakat
Berikutnya perlu di ketahui bahwa terdapat apa yang merupakan faktor atau unsur dari masyarakat, yang menurut Soerjono Soekanto, masyarakat mengandung unsur-unsur seperti berikut ini :
  • Paling tidak ada 2 orang individu;
  • Mereka menyadari satu kesatuan mereka;
  • Jangka waktu dalam berhubungan termasuk lama. Hubungan itu melahirkan manusia yang baru yang tetap selalu berkomunikasi dan membuat berbagai aturan yang berhubungan dengan keterkaitan/hubungan antar masyarakat tersebut.
  • Mereka menjadi sebuah sistem, yang hidup secara bersama-sama yang pada akhirnya melahirkan apa yang di sebut kultur / kebudayaan serta saling berhubungan antara sesama masyarakat;


Tidak ada komentar:

Posting Komentar