Pemuda Dan Sosialisasi
Pemuda
adalah golongan manusia manusia muda yang masih memerlukan pembinaan
dan pengembangan kearah yang lebih baik, agar dapat melanjutkan dan
mengisi pembangunan yang kini telah berlangsung, pemuda di Indonesia
dewasa ini sangat beraneka ragam, terutama bila dikaitkan dengan
kesempatan pendidikan. Keragaman tersebut pada dasarnya tidak
mengakibatkan perbedaan dalam pembinaan dan pengembangan generasi muda.
Proses kehidupan yang dialami oleh para pemuda Indonesia tiap hari baik
di lingkungan keluarga, sekolah, maupun masyarakat membawa pengauh yang
besar pula dalam membina sikap untuk dapat hidup di masyarakat. Proses
demikian itu bisa disebut dengan istilah sosialisasi, proses sosialisasi
itu berlangsung sejak anak ada di dunia dan terus akan berproses hingga
mencapai titik kulminasi.
Jadi jelaslah sekarang keragaman pemuda Indonesia dilihat dari
kesempatan pendidikannya serta dihubungkan dengan keragaman penduduk
dalam suatu wilayah, maka proses sosialisasi yang dialami oleh para
pemuda sangat rumit. Sehubungan dengan perkembangan individu pemuda itu
sendiri dan dalam rangka melepaskan diri dari ketergantungan pada orang
tua, maka pengalaman-pengalaman yang dialainya itu kadang membingungkan
dirinya sendiri.
Pemuda Indonesia
Pemuda
dalam pengertian adalah manusia-manusia muda, akan tetapi di Indonesia
ini sehubungan dengan adanya program pembinaan generasi muda pengertian
pemuda diperinci dan tersurat dengan pasti. Ditinjau dari kelompok umur,
maka pemuda Indonesia adalah sebagai berikut :
Masa bayi : 0 – 1 tahun
Masa anak : 1 – 12 tahun
Masa Puber : 12 – 15 tahun
Masa Pemuda : 15 – 21 tahun
Masa dewasa : 21 tahun keatas
Dilihat dari segi budaya atau fungsionalya maka dikenal istilah anak, remaja dan dewasa, dengan perincian sebagia berikut :
Golongan anak : 0 – 12 tahun
Golongan remaja : 13 – 18 tahun
Golongan dewasa : 18 (21) tahun keatas
Usia
0-18 tahun adalah merupakan sumber daya manusia muda, 16 – 21 tahun
keatas dipandang telah memiliki kematangan pribadi dan 18(21) tahun
adalah usia yagn telah diperbolehkan untuk menjadi pegawai baik
pemerintah maupun swasta
Dilihat
dari segi ideologis politis, generasi muda adalah mereka yang berusia
18 – 30 – 40 tahun, karena merupakan calon pengganti generasi terdahulu.
Pengertian pemuda berdasarkan umur dan lembaga serta ruang lingkup
tempat pemuda berada terdiri atas 3 katagori yaitu :
1. siswa, usia antara 6 – 18 tahun, masih duduk di bangku sekolah
2. Mahasiswa usia antara 18 – 25 tahun beradi di perguruan tinggi dan akademi
3. Pemuda di luar lingkungan sekolah maupun perguruan tinggi yaitu mereka yang berusia 15 – 30 tahun keatas.
Akan tetapi, apabila melihat peran pemuda sehubungan dengan pembangunan, peran itu dibedakan menjadi dua yaitu
1. Didasarkan
atas usaha pemuda untuk menyesuaikan diri dengan tuntutan-tuntutan
lingkungan. Pemuda dalam hal ini dapat berperan sebagai penerus tradisi
dengan jalan menaati tradisi yang berlaku
2. Didasarkan
atas usaha menolak menyesuaikan diri dengan lingkungan. Peran pemuda
jenis ini dapat dirinci dalam tiga sikap, yaitu : pertama jenis pemuda
“pembangkit” mereka adalah pengurai atu pembuka kejelasan dari suatu
masalah sosial. Mereka secara tidak langsung ktu mengubah masyarakat dan
kebudayaan. Kedua pemuda pdelinkeun atau pemuda nakal. Mereka tidak
berniat mengadakan perubahan, baik budaya maupun pada masyarakat, tetapi
hanya berusaha memperoleh manfaat dari masyarakat dengan melakukan
tidnakan menguntungkan bagi dirinya, sekalipun dalam kenyataannya
merugikan. Ketiga, pemuda radikal. Mereka berkeinginan besar untuk
mengubah masyarakat dan kebudayaan lewat cara-cara radikal,
revolusioner.
Kedudukan pemuda dalam masyarakat adalah sebagai mahluk moral, mahluk sosial. Artinya
beretika, bersusila, dijadikan sebagai barometer moral kehidupan bangsa
dan pengoreksi. Sebagai mahluk sosial artinya pemuda tidak dapat
berdiri sendiri, hidup bersama-sama, dapat menyesuaikan diri dengan
norma-norma, kepribadian, dan pandangan hidup yagn dianut masyarakat.
Sebagai mahluk individual artinya tidak melakukan kebebasan
sebebas-bebasnya, tetapi disertai ras tanggung jawab terhadap diri
sendiri, terhadap masyarakat, dan terhadap Tuhan Yang maha Esa.
Sosialisasi Pemuda
Melalui
proses sosialisasi, seorang pemuda akna terwarnai cara berpikir dan
kebiasaan-kebiasaan hidupnya. Dengan demikian, tingkah laku seseorang
akan dapat diramalkan. Dengan proses sosialisasi, seseorang menajdi tahu
bagaimana ia mesti bertingkah laku di tengah-tengah masyarakat dan
lingkungan budayanya. Dari
keadaan tidak atau belum tersosialisasi, menjadi manusia masyarakat dan
beradab. Kedirian dan kepribadian melalui proses sosialisasi dapat
terbentuk. Dalam hal ini sosialisasi diartikan sebagai proses yang
membantu individu melalui belajar dan menyesuaikan diri, bagaiman cari
hidup dan bagaimana cara berpikir kelompoknya gar dapat berperan dan
berfungsi dalam kelompoknya. Sosialisasi merupakan salah satu proses
belajar kebudayaan dari anggota masyarakat dan hubungannya degnan sistem
sosial.
Proses
sosialisasi banyak ditentukan oleh susunan kebudayaan dan lingkungan
sosial yang bersangkutan. Berbeda dengan inkulturasi yang mementingkan
nilai-nilai dan norma-norma kebudayaan dalam jiwa individu, sosialisasi
dititik beratkan pada soal individu dalam kelompok melalui pendidikan
dan perkembangannya. Oleh
karena itu proses sosialisasi melahirkan kedirian dan kepribadian
seseorang. Kedirian (self) sebagai suatu prosuk sosialisasi, merupakan
kesadaran terhadap diri sendri dan memandang adanya pribadi orang lain
di luar dirinya. Kesadaran terhadap diri sendiri membuat timbulnya
sebutan “aku” atau “saya” sebagai kedirian subyektif yang sulit
dipelajari. Asal mula timbulnya kedirian :
1. Dalam
proses sosialisasi mendapat bayangan dirinya, yaitu setelah
memperhatikan cara orang lain memandang dan memperlakukan dirinya.
Misalnya ia tidak disukai, tidak dihargai, tidak dipercaya; atau
sebaliknya, ida disayangi, baik budi dandapt dipercaya
2. Dalam
proses sosialisasi juga membentuk kedirian yang ideal. Orang
bersangkutan mengetahui dengan pasti apa-apa yang harus ia lakukan agar
memperoleh penghargaan dari orang lain. Bentuk-bentuk kedirian ini berguna dalam meningkatkan ketaatan anak terhadap norma-norma sosial
Bertitik
tolak dari pengertian pemuda, maka sosialisasi pemuda dimulai dari umur
10 tahun dalam lingkungan keluarga, tetangga, sekolah, dan jalur
organisasi formal atau informal untuk berperan sebagai mahluk sosial,
mahluk individual bagi pemuda
Thomas Ford Hoult, menyebutkan bahwa proses sosialisasi adalah proses
belajar individu untuk bertingkah laku sesuai dengan standar yang
terdapatdalam kebudayaan masyarakatnya. Menurut R.S. Lazarus, proses
sosialisasi adalah proses akomodasi, dengan mana individu menghambat
atau mengubah impuls-impuls sesuai dengan tekanan lingkungan, dan
mengembangkan pola-pola nilai dan tingkah laku-tingkah laku yang baru
yang sesuai dengan kebudayaan masyarakat
INTERNALISASI, BELAJAR DAN SPESIALISASI
Ketiga kata atau istilah tersebut pada dasarnya memiliki pengertian
yang hampir sama. Proses berlangsungnya sama yaitu melalui interaksi
sosial. istilah internasilasasi lebih ditekankan pada norma-nroma
individu yang menginternasilasikan norma-norma tersebut. Istilah belajar
ditekankan pada perubahan tingkah laku, yang semula tidak dimiliki
sekarang telah dimiliki oleh seorang individu. istilah spesialisasi
ditekankan pada kekhususan yagn telah dimiliki oleh seorang individu,
kekhususan timbul melalui proses yang agak panjang dan lama.
Desakan penuh dengan ketegangan –ketegangan sosial. Gejala-gejala sosial yang sering diistilahkan dengan :
- konflik
- kontraversi
- kompetisi
- kegiatan pada masyarakat pedesaan
PEMUDA DAN SOSIALISASI
PENGERTIAN PEMUDA
Pemuda
adalah golongan manusia manusia muda yang masih memerlukan pembinaan
dan pengembangan kearah yang lebih baik, agar dapat melanjutkan dan
mengisi pembangunan yang kini telah berlangsung, pemuda di Indonesia
dewasa ini sangat beraneka ragam, terutama bila dikaitkan dengan
kesempatan pendidikan. Keragaman tersebut pada dasarnya tidak
mengakibatkan perbedaan dalam pembinaan dan pengembangan generasi muda.
Proses
kehidupan yang dialami oleh para pemuda Indonesia tiap hari baik di
lingkungan keluarga, sekolah, maupun masyarakat membawa pengauh yang
besar pula dalam membina sikap untuk dapat hidup di masyarakat. Proses
demikian itu bisa disebut dengan istilah sosialisasi, proses sosialisasi
itu berlangsung sejak anak ada di dunia dan terus akan berproses hingga
mencapai titik kulminasi.
jadi
jelaslah sekarang keragaman pemuda Indonesia dilihat dari kesempatan
pendidikannya serta dihubungkan dengan keragaman penduduk dalam suatu
wilayah, maka proses sosialisasi yang dialami oleh para pemuda sangat
rumit. Sehubungan dengan perkembangan individu pemuda itu sendiri dan
dalam rangka melepaskan diri dari ketergantungan pada orang tua, maka
pengalaman-pengalaman yang dialainya itu kadang membingungkan dirinya
sendiri.
Pemuda Indonesia
Pemuda
dalam pengertian adalah manusia-manusia muda, akan tetapi di Indonesia
ini sehubungan dengan adanya program pembinaan generasi muda pengertian
pemuda diperinci dan tersurat dengan pasti. Ditinjau dari kelompok umur,
maka pemuda Indonesia adalah sebagai berikut :
Masa bayi : 0 – 1 tahun
Masa anak : 1 – 12 tahun
Masa Puber : 12 – 15 tahun
Masa Pemuda : 15 – 21 tahun
Masa dewasa : 21 tahun keatas
Dilihat dari segi budaya atau fungsionalya maka dikenal istilah anak, remaja dan dewasa, dengan perincian sebagia berikut :
Golongan anak : 0 – 12 tahun
Golongan remaja : 13 – 18 tahun
Golongan dewasa : 18 (21) tahun keatas
Usia
0-18 tahun adalah merupakan sumber daya manusia muda, 16 – 21 tahun
keatas dipandang telah memiliki kematangan pribadi dan 18(21) tahun
adalah usia yagn telah diperbolehkan untuk menjadi pegawai baik
pemerintah maupun swasta
Dilihat
dari segi ideologis politis, generasi muda adalah mereka yang berusia
18 – 30 – 40 tahun, karena merupakan calon pengganti generasi terdahulu.
Pengertian pemuda berdasarkan umur dan lembaga serta ruang lingkup
tempat pemuda berada terdiri atas 3 katagori yaitu :
- siswa, usia antara 6 – 18 tahun, masih duduk di bangku sekolah
- Mahasiswa usia antara 18 – 25 tahun beradi di perguruan tinggi dan akademi
- Pemuda di luar lingkungan sekolah maupun perguruan tinggi yaitu mereka yang berusia 15 – 30 tahun keatas.
Akan tetapi, apabila melihat peran pemuda sehubungan dengan pembangunan, peran itu dibedakan menjadi dua yaitu
- Didasarkan atas usaha pemuda untuk menyesuaikan diri dengan tuntutan-tuntutan lingkungan. Pemuda dalam hal ini dapat berperan sebagai penerus tradisi dengan jalan menaati tradisi yang berlaku
- Didasarkan atas usaha menolak menyesuaikan diri dengan lingkungan. Peran pemuda jenis ini dapat dirinci dalam tiga sikap, yaitu : pertama jenis pemuda “pembangkit” mereka adalah pengurai atu pembuka kejelasan dari suatu masalah sosial. Mereka secara tidak langsung ktu mengubah masyarakat dan kebudayaan. Kedua pemuda pdelinkeun atau pemuda nakal. Mereka tidak berniat mengadakan perubahan, baik budaya maupun pada masyarakat, tetapi hanya berusaha memperoleh manfaat dari masyarakat dengan melakukan tidnakan menguntungkan bagi dirinya, sekalipun dalam kenyataannya merugikan. Ketiga, pemuda radikal. Mereka berkeinginan besar untuk mengubah masyarakat dan kebudayaan lewat cara-cara radikal, revolusioner.
Kedudukan
pemuda dalam masyarakat adalah sebagai mahluk moral, mahluk sosial.
Artinya beretika, bersusila, dijadikan sebagai barometer moral kehidupan
bangsa dan pengoreksi. Sebagai mahluk sosial artinya pemuda tidak dapat
berdiri sendiri, hidup bersama-sama, dapat menyesuaikan diri dengan
norma-norma, kepribadian, dan pandangan hidup yagn dianut masyarakat.
Sebagai mahluk individual artinya tidak melakukan kebebasan
sebebas-bebasnya, tetapi disertai ras tanggung jawab terhadap diri
sendiri, terhadap masyarakat, dan terhadap Tuhan Yang maha Esa.
Sumber : wordpress
PENGERTIAN SOSIALISASI
Istilah
sosialisasi sudah familiar juga. Banyak orang menggunakannya untuk
berbagai keperluan. Sampai saat ini masih saja banyak orang yang latah
menggunakan kata yang satu ini, karena tidak pas penggunaannya. Sama
saja halnya dengan orang memakai cincin. Memang cincin di pasangkan pada
jari tanggan. Akan tetapi ada saja orang memasangnya pada jari telunjuk
atau ibu jari. Pada hal sebaiknya, agar indah dipandang tentunya
dipasang pada jari manis.
Dalam
tulisan pendek ini akan dijelaskan pengertian dasar dari kata
sosialisasi. Kata sosialisasi berasal dari kata sosial. Kata “sosial”
digunakan untuk menunjukan sifat dari makhluq yang bernama manusia.
Sehinga munculah ungkapan “manusia adalah makhluq sosial”.
Unkapan ini berarti bahwa mnusia harus hidup berkelompok atau
bermasyarakat.
Mereka tidak dapat hidup dengan baik kalau tidak berada
dalam kelompok atau masyarakat. Dengan kata lain untuk hidup secara
memadai dia harus berhubungan dengan orang lain. Masing-masing manusia
(orang) saling membutuhkan pertolongan sesamanya.
Di
dalam hubungan antara manusia dengan manusia lain yang paling penting
proses terjadi adalah suatu reaksi yang menyebabkan munculnya berbagai
tindakan. Reaksi itu disebut dengan proses sosial. Proses sosial itu
terjadi disebabkan karena dalam tiap-tiap diri mausia Allah telah
menanamkan mawaddah dan rahmah.
Mawaddah
adalah perasan atau keinginan yang berupa harapan. Setiap orang
memiliki harapan-harapan terhadap orang lain, terutama yang terdekat
dengan dia. Seperti harapan tidak disakiti, harapan untuk selalu
membantu dan harapan lainnya. Sebaliknya dalam tiap diri manusia itu ada
sifat rahmah, dengan sifat ini seseorang selalu membantu atau mengasihi
orang lain terutama yang terdekat dengan dia. Tiap orang selalu memberi
atau mengasihi. Yang diberikan itu tentu saja dalam pengertian luas,
bisa berupa perlindungan atau tidak menyakiti atau membantu meringankan
kerja dan lain sebagainya. Makanya dengan sifat dasar dari mnusia itu
terjadilah interaksi. Dalam sosiologi biasa disebut dengan istilah
interaksi sosial.
Interaksi
sosial dapat diartikan sebagai hubungan timbal balik yang saling
mempengaruhi antara orang perorangan, antara orang dengan kelompok dan
juga antara kelompok dengan kelompok manusia lainnya. Di dalam interaksi
itu salah satu faktor yang sangat penting dalam kelancaran dan
kesuksesannya adalah komunikasi. Dengan menggunakan bahasa yang sama
maka proses komunikasi dalam berinteraksi akan terlaksana dengan mudah.
Pada
prakteknya proses sosial ini terjadi dapat dibagi dua bentuknya,
pertama proses interaksi yang menjurus kepada konflik. Dengan konflik
orang-perorang bisa saja terjadi pertengkaran, perkelahian dan dapat
berakibat timbulnya perceraian atau perpecahan. Dan yang kedua interaksi
yang menjurus kepada kesepahaman dan persuadaraan atau menghasilkan
hubungan baik sesamanya.
Interaksi
sosial yang kedua ini yang mengantarkan seseorang kepada saling
pengertian dan persaudaraan disebut sebagai sosialisasi. Proses
sosialisasi adalah proses penyesuaian diri. Dengan kemampuan penyesuaian
diri itulah orang dapat hidup dengan baik. Apa yang terjadi atau yang
dilakukan dalam proses sosialisasi itu ?
Pertama adalah proses belajar atau
belajar sosial, yaitu seseorang mempelajri berbagai macam peran sosial.
Pada peran sosial itu ada berbagai fungsi yang harus dijalankan, yakni
fungsi atau tingkah laku yang diharapkan oleh orang lain atau
kelompoknya. Peran sosial merupakan pola-pola tingkah laku yang umum
yang dilakukan oleh orang yang mempunyai posisi sosial yang sama atau
sederajat. Atau dengan kata lain yang di pelajari adalah bentuk tingkah
laku yang diharapkan oleh orang lain atau mesyarakat. Juga termasuk
mempelajari seluk-beluk bahasa yang digunakan setiaap hari.
Di
dalam proses belajar sosial tersebut seseorang akan tahu dan memahami
tingkah laku yang disukai atau diharapkan dan yang ditolak oleh orang
lain atau kelompoknya. Sebagai contoh fungsi-fungsi orang tua selalu
diharapkan oleh anak-anaknya. Berbicara yang tidak menyakitkan hati
selalu diharapkan oleh setiap orang. Demikian juga dengan tingkah laku
yang tidak diharapkan, mereka bersepakat didak melakukannya. Juga
bersama-sama menolaknya.
Dengan
proses sosialisasi itu seseorang akan mengenal dan memahami berbagai
nilai dan norma yang ada di dalam masyarakat. Dengan sosialisasi juga
akan menimbulkan kesepakatan-kesepakatan untuk bekerjasama. Mulai dari
hal-hal sangat sederhana hingga persoalan yang lebih kompleks.
Sosialisasi dapat terlaksana seumur hidup, dalam hal ini dapat saja
berupa Pendidikan Seumur Hidup atau life long education. Dengan
pengertian lebih luas proses sosialisasi adalah proses belajar bergaul
di dalam masyarakat dan budaya tertentu.
Kedua, proses sosialisasi adalah proses pembentukan sikap loyalitas sosial.
Loyalitas sosial atau kesetiaan sosial adalah perkembangan dari sikap
saling menerima dan saling memberi kearah ang lebih baik. Kita sangat
mudah melihatnya pembentukan kesetiaan sosial ini adalah dalam keluarga.
Setiap anggota keluarga selalu setia sesamanya. Di dalam kelompok dan
masyarakat juga kesetiaan sosial ini berkembang, sebagai dasar kesatuan
dan persatuan dalam masyarakat. Dengan kata lain kesetianan sosial
berkembang mulai dari kelompok yang sederhan hingga kelompok yang lebih
luas.
Dalam
tulisan ini saya samapikan ada minimal tiga hal yang harus dilkukan
agar tumbuh dan kembangnya sikap loyalitas sosial ini yakni, pertama
kita harus saling berkomunikasi baik dalam keadaan berdekatan ataupun
dalam keadaan berjauhan (tempat tinggal). Dengan komunikasi yang teratur
kita akan saling mengetahui kabar dan berita di antara kita. Sakit atau
senang diantara kita dapat dengan cepat kita mengetahuinya.
Kedua,
sering bekerja sama menyelesaikan berbagai persoalan hidup. Misalnya
bergotong royang atau melakukan arisan. Kerja sama dapat saja dilakukan
dalam kelompok kecil(minimal dua orang) atau pun dalam kelompok yang
besar (yang jumlah anggotanya banyak).
Ketiga,
dalam kehidupan atau pergaulan sesama kita, sikap tolong menolong harus
dikembangkan. Berbagai kesulitan hidup yang kita alami pantas kita
minta tolong kepada orang lain atau teman. Begitu pula sebaliknya bila
kawan kita yang mengalami kesusahan wajib pula kita membantunya. Tentu
saja dasarnya adalah suka saling menerima dan member.
Berkenaan dengan kenyataan di atas, memang sangat diperlukan
penataan kehidupan pemuda karena pemuda memainkan peran penting dalam
pembangunan nasional karena sebagai generasi penerus. Pembinaan dan
pengembangan generasi muda haruslah menanamkan motivasi kepekaan
terhadap masa dating sebagai bagian mutlak masa kini.
Bayangkan jika pembangunan di masa yang akan tidak di sertai dengan keikut sertaan generasi muda, pasti perkembangan pembangunan nasional akan berjalan lambat dan sulit untuk berhasil. Generasi muda sangat dibutuhkan ikut sertanya dalam pembangunan, tetapi yang terpenting adalah kegairahan dan kreativitas pemuda. Karena tanpa adanya kegairahan dan kreativitas maka pembangunan akan kehilangan kesinambungannya.
Selanjutnya, kita akan membahas berbagai permasalahan generasi muda saat ini. Permasalahan yang paling utama adalah pergaulan bebas yang dapat membahayakan sendi-sendi perkawinan dan kehidupan keluarga. Telah banyak kita ketahui bahwa di Indonesia ini, khususnya DKI Jakarta, tingkat pergaulan bebasnya sangat tinggi. Pergaulan bebas di Ibukota memang mayoritas pelaku pergaulan bebas tersebut karena terpengaruh budaya asing. Bukannya kita tidak boleh menerima budaya asing, tetapi ada baiknya jika budaya asing tersebut kita saring dan kita pilah mana yang buruk dan yang mana yang baik.
Masalah yang kedua adalah tentang kenakalan remaja. Banyak peristiwa kenakalan remaja seperti tawuran, penyalahgunaan narkotika, dll. Kenakalan remaja seperti tawuran kerap terjadi di Indonesia dan ironisnya, peristiwa tawuran tersebut biasanya hanya dipicu oleh masalah yang sepele kemudian berbuah menjadi perkelahian. Sedangkan, kenakalan yang lain seperti penyalahgunaan narkotika kerap terjadi di tempat-tempat seperti diskotik. Alasan para pengguna obat-obat terlarang tersebut bermacam-macam, ada yang karena alasan broken home, ada yang karena alasan untuk menghilangkan rasa strees, depresi, dan alasan-alasan yang lainnya.
Sekarang kita akan membahas tentang potensi yang ada pada generasi muda yang perlu dikembangkan. Biasanya generasi muda tersebut memiliki idealisme dan daya kritis yang tinggi, contohya seperti mahasiswa yang sangat tinggi daya kritisnya sebagai makhluk intelektual. Kemudian, generasi muda juga memiliki kreativitas yang tinggi dan yang paling menonjol adalah pemuda itu memiliki jiwa dan semangat yang berapi-api, juga berani dalam mengambil suatu resiko.
Kaum muda memang betul-betul merupakan suatu sumber bagi pengembangan masyarakat dan bangsa. Oleh karena itu, pembinaan dan perhatian khusus harus diberikan bagi kebutuhan dan pengembangan potensi mereka.
Pemuda merupakan sekolompok orang yang mempunyai semangat dan sedang dalam tahap pencarian jati diri. Pemuda juga merupakan generasi penerus bangsa. Beberapa orang mengatakan, pemuda tidak dilihat dari usianya melaikan dari semangatnya. Maju mundurnya suatu bangsa tidak lepas dari peranan para pemuda.
Sedangkan identitas atau jati diri merupakan sikap atau sifat yang ada dalam diri seseorang. Pada saat usia masih mudalah biasanya orang mulai melakukan pencarian jati diri atau mengenali identitas dirinya.
Dalam tahap pencarian identitas inilah terkadang masih menemukan kendala. Apalagi di zaman yang serba bebas sekarang ini. Pergaulan merupakan faktor utama yang mempengaruhi terbentuknya jati diri pemuda. Hal itu dapat dibuktikan dengan melihat media massa, tidak dapat kita pungkiri lagi bahwa cukup banyak tindak kriminal yang yang diberitakan oleh media massa itu, pelakunya adalah para pemuda. Mulai dari tawuran antar pelajar, perkelahian antar geng, narokoba, dan tindakan asusila lain.
Dari contoh tersebut dapat dikatakan bahwa moral pemuda zaman sekarang sudah menurun dibanding pemuda generasi sebelumnya. Pemuda mulai kehilangan jati dirinya karena mereka cenderung ikut-ikutan ke dalam pergaulan yang bebas yang sedang ”in” saat ini.
Sangat disayangkan apabila kita melihat penggambaran mengenai pemuda seperti di atas. Karena pemuda mempunyai semangat untuk melakukan perubahan yang sangat berpengaruh dalam meneruskan perjuangan bangsa dan agama. Ada beberapa solusi agar pemuda tidak kehilangan jati dirinya, yaitu sangat dibutuhkan peran orang tua dalam mendidik anak-anaknya agar bisa menjadi pemuda yang berguna. Selain itu, pendidikan agama dan akhlak yang mulia juga harus ditanamkan kepada para pemuda agar tidak mudah terpengaruh kedalam tindakan kemaksiatan.
Oleh karena itu Kita sebagai pemuda-pemudi harapan bangsa jangan sampai kehilangan identitas kita. Marilah kita mulai perubahan dari diri kita sendiri agar kita dapat memajukan bangsa ini dan dan kita dapat menjadi pemuda yang bermanfaat bagi agama dan bangsa.
Bayangkan jika pembangunan di masa yang akan tidak di sertai dengan keikut sertaan generasi muda, pasti perkembangan pembangunan nasional akan berjalan lambat dan sulit untuk berhasil. Generasi muda sangat dibutuhkan ikut sertanya dalam pembangunan, tetapi yang terpenting adalah kegairahan dan kreativitas pemuda. Karena tanpa adanya kegairahan dan kreativitas maka pembangunan akan kehilangan kesinambungannya.
Selanjutnya, kita akan membahas berbagai permasalahan generasi muda saat ini. Permasalahan yang paling utama adalah pergaulan bebas yang dapat membahayakan sendi-sendi perkawinan dan kehidupan keluarga. Telah banyak kita ketahui bahwa di Indonesia ini, khususnya DKI Jakarta, tingkat pergaulan bebasnya sangat tinggi. Pergaulan bebas di Ibukota memang mayoritas pelaku pergaulan bebas tersebut karena terpengaruh budaya asing. Bukannya kita tidak boleh menerima budaya asing, tetapi ada baiknya jika budaya asing tersebut kita saring dan kita pilah mana yang buruk dan yang mana yang baik.
Masalah yang kedua adalah tentang kenakalan remaja. Banyak peristiwa kenakalan remaja seperti tawuran, penyalahgunaan narkotika, dll. Kenakalan remaja seperti tawuran kerap terjadi di Indonesia dan ironisnya, peristiwa tawuran tersebut biasanya hanya dipicu oleh masalah yang sepele kemudian berbuah menjadi perkelahian. Sedangkan, kenakalan yang lain seperti penyalahgunaan narkotika kerap terjadi di tempat-tempat seperti diskotik. Alasan para pengguna obat-obat terlarang tersebut bermacam-macam, ada yang karena alasan broken home, ada yang karena alasan untuk menghilangkan rasa strees, depresi, dan alasan-alasan yang lainnya.
Sekarang kita akan membahas tentang potensi yang ada pada generasi muda yang perlu dikembangkan. Biasanya generasi muda tersebut memiliki idealisme dan daya kritis yang tinggi, contohya seperti mahasiswa yang sangat tinggi daya kritisnya sebagai makhluk intelektual. Kemudian, generasi muda juga memiliki kreativitas yang tinggi dan yang paling menonjol adalah pemuda itu memiliki jiwa dan semangat yang berapi-api, juga berani dalam mengambil suatu resiko.
Kaum muda memang betul-betul merupakan suatu sumber bagi pengembangan masyarakat dan bangsa. Oleh karena itu, pembinaan dan perhatian khusus harus diberikan bagi kebutuhan dan pengembangan potensi mereka.
Pemuda merupakan sekolompok orang yang mempunyai semangat dan sedang dalam tahap pencarian jati diri. Pemuda juga merupakan generasi penerus bangsa. Beberapa orang mengatakan, pemuda tidak dilihat dari usianya melaikan dari semangatnya. Maju mundurnya suatu bangsa tidak lepas dari peranan para pemuda.
Sedangkan identitas atau jati diri merupakan sikap atau sifat yang ada dalam diri seseorang. Pada saat usia masih mudalah biasanya orang mulai melakukan pencarian jati diri atau mengenali identitas dirinya.
Dalam tahap pencarian identitas inilah terkadang masih menemukan kendala. Apalagi di zaman yang serba bebas sekarang ini. Pergaulan merupakan faktor utama yang mempengaruhi terbentuknya jati diri pemuda. Hal itu dapat dibuktikan dengan melihat media massa, tidak dapat kita pungkiri lagi bahwa cukup banyak tindak kriminal yang yang diberitakan oleh media massa itu, pelakunya adalah para pemuda. Mulai dari tawuran antar pelajar, perkelahian antar geng, narokoba, dan tindakan asusila lain.
Dari contoh tersebut dapat dikatakan bahwa moral pemuda zaman sekarang sudah menurun dibanding pemuda generasi sebelumnya. Pemuda mulai kehilangan jati dirinya karena mereka cenderung ikut-ikutan ke dalam pergaulan yang bebas yang sedang ”in” saat ini.
Sangat disayangkan apabila kita melihat penggambaran mengenai pemuda seperti di atas. Karena pemuda mempunyai semangat untuk melakukan perubahan yang sangat berpengaruh dalam meneruskan perjuangan bangsa dan agama. Ada beberapa solusi agar pemuda tidak kehilangan jati dirinya, yaitu sangat dibutuhkan peran orang tua dalam mendidik anak-anaknya agar bisa menjadi pemuda yang berguna. Selain itu, pendidikan agama dan akhlak yang mulia juga harus ditanamkan kepada para pemuda agar tidak mudah terpengaruh kedalam tindakan kemaksiatan.
Oleh karena itu Kita sebagai pemuda-pemudi harapan bangsa jangan sampai kehilangan identitas kita. Marilah kita mulai perubahan dari diri kita sendiri agar kita dapat memajukan bangsa ini dan dan kita dapat menjadi pemuda yang bermanfaat bagi agama dan bangsa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar